Selasa, 10 Agustus 2010

Terselip di Tengah Gemerlap Zaman

Kemarin malam, aku dan adikku jalan-jalan keliling perumahan. Awalnya kami hanya berniat melepas penat, akhirnya daripada berputar-putar tanpa tujuan kami putuskan makan siomay. Demi sepiring siomay lezat, kami pergi ke Ruko Sawojajar, yaitu sebuah komplek pertokoan yang paling ramai di kawasan perumahan Sawojajar. Sepiring siomay pun tandas kami makan berdua. Memang rasa siomay yang dijual disini selalu membuatku kangen kapanpun dan dimanapun berada.

Setelah kenyang, kami jalan-jalan lagi di sekitar ruko sawojajar. Konsep Ruko alias rumah toko dimana lantai bawah digunakan untuk berjualan dan lantai atas untuk tempat tinggal pemiliknya sempat sangat populer beberapa tahun lalu, namun saat ini pamornya mulai surut, digantikan supermarket dan hipermarket—mungkin nanti bakal ada juga ultramarket—yang mewah dan menjual segala keperluan, mulai dari sandal jepit hingga makanan untuk hewan kesayangan, mulai dari alat tulis hingga alat pertukangan. Bahkan, siomay juga dijual di market-market super besar itu. Suatu saat nanti, aku mungkin tak bisa lagi melahap siomay supermantap di pinggir jalan, karena pedagangnya kena gusur pembangunan mall.

Kalau sudah demikian, tinggal tunggu giliran saja para pedagang pasar tergusur pusat perbelanjaan canggih yang akan dibangun setinggi enam lantai (ini kisah nyata: para pedagang di Pasar Dinoyo akan digusur ke daerah Mulyorejo karena tempat itu mau dibikin mall enam lantai). Pedagang bakso dan nasi goreng keliling digantikan foodcourt yang rasanya tidak seberapa tapi harganya selangit dan kena pajak pula. Ah, memang rasanya semakin “maju” zaman, artinya adalah keuntungan dan kekayaan akan makin bertumpuk di tangan para milyuner (dan triliuner), sementara kita harus cukup puas menjadi sapi perah mereka. Dan pedagang-pedagang yang berdedikasi, karena mulai bekerja sejak subuh buta harus siap terselip di tengah gemerlap zaman itu. (rad)