Jumat, 22 Oktober 2010

Keong Racun yang Beracun


Kemarin malam selepas isya' saya jalan-jalan ke Bazar bersama kawan kos saya, Huzn. memang di daerah tempat tinggal kami ini sering sekali ada bazar keliling yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari mulai pakaian, perabot plastik, aneka makanan dan jajanan, sampai aneka sepatu yang lucu-lucu. Pikir saya: Lumayan lah buat "buang stress" setelah 5 hari didera pekerjaan kuliah yang gak habis-habis.

Belum juga semua kios saya jelajahi, saya sudah dibikin heran setengah mati. Bukan sesuatu yang luar biasa sebenarnya, bahkan saya jadi agak bertanya-tanya karena fenomena ini justru ditanggapi dingin oleh masyarakat. Yang saya maksud adalah fenomena KEONG RACUN!!! Anda tentu sudah hafal di luar kepala lirik lagu dangdut yang fenomenal ini. Anda tentu juga sudah tahu kalau lagu seperti ini tidak seharusnya didengar oleh anak-anak. Seandainya ada orang memutar lagu ini di warung-warung kopi tentu saya tak akan heboh, tapi yang saya lihat justru sebaliknya. Lagu ini diputar disebuah stan mainan anak, bukan hanya sekali tetapi diulang terus menerus.

Astaghfirullah, saya yang belum punya anak saja merasa kasihan dengan anak-anak yang bermain di tempat tersebut. Miris rasanya, lagu-lagu amoral seperti itu terus menghinggapi telinga anak-anak bangsa ini. Sungguh, keong racun benar-benar beracun. (rad)

Minggu, 17 Oktober 2010

Ketika Hidup Tak Hanya Tidur




“Wahai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.” (QS. Al Muddatsir [74]: 1-6)


Sepanjang hidup, rata-rata seorang manusia menghabiskan 25-30% waktunya untuk tidur. Jika seseorang yang berusia 60 tahun setiap hari tidur selama 8 jam, maka 20 tahun dari hidupnya hanya diisi dengan tidur! Tidur efektif dapat membuat tubuh dan pikiran kembali segar ketika kembali terbangun. Sebaliknya, tidur berlebihan justru akan membuat kita merasa lemas dan malas saat bangun. Meskipun sangat penting, fungsi tidur sebenarnya belum diketahui pasti secara fisiologis. Sebuah hipotesis menyatakan bahwa proses tidur memfasilitasi perubahan kimia dan struktural yang terjadi pada otak selama proses belajar, dan mengingat (Vander et al., 2001).
Ketika seseorang yang normal merasa rileks dan menutup mata, maka perlahan-lahan ia akan mulai merasa mengantuk, pertanda bahwa ia mulai memasuki Sleep Stage A. Selanjutnya orang ini akan memasuki tidur yang semakin dalam yaitu Sleep Phase B dan Sleep Phase C, hingga pada puncaknya ia akan mencapai fase deep sleep. Fase deep sleep pertama dicapai sekitar satu jam setelah seseorang jatuh tertidur. Perlahan-lahan pula, tidur menjadi semakin kurang dalam dan mulai terjadi fase tidur Rapid Eye Movement (REM). Inilah satu siklus tidur yang berlangsung kurang lebih 90-100 menit. Siklus ini berulang sekitar 4-5 kali sepanjang tidur. Siklus tidur pertama hingga ketiga sangat esensial (Despopoulos, 2001). Maka bisa dikatakan bahwa proses tidur efektif sebenarnya cukup 3 X 90-100 menit atau sekitar 4-5 jam.
Mari kita coba membuat sebuah perbandingan sederhana. Di awal tulisan ini telah diceritakan tentang seseorang yang tidur 8 jam sehari maka 20 tahun hidupnya hanya digunakan untuk tidur. Seandainya ada seseorang yang juga berusia 60 tahun tetapi ia hanya tidur 5 jam sehari, maka ia memiliki tambahan waktu dibanding orang yang tidur 8 jam sebesar (3/24) X 60 tahun =7,5 tahun. Perbedaan yang fantastis bukan? Dengan tambahan waktu 7,5 tahun artinya kita bisa belajar 7,5 tahun lebih banyak, kesempatan berkarya 7,5 tahun lebih lama, kesempatan beribadah 7,5 tahun lebih baik, dan kesempatan-kesempatan berbuat kebaikan lain 7,5 tahun lebih dari orang lain yang tidur. Prof. Habibie, salah satu ilmuwan terkemuka Indonesia bahkan hanya tidur 4 jam sehari! Silahkan Anda hitung sendiri perbedaannya. Bagaimana dengan kita? Akankah waktu kita habis untuk tidur sedang waktu kita di dunia tidaklah lama? (rad)

“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.” (QS. As-Sajdah [32]:15-16)


Saya tulis postingan ini supaya saya lebih dan lebih semangat untuk bangun. Ganbatte ne!!!