Rabu, 26 Januari 2011

Reaching You...


kalo kita ikutan forum, biasanya ada larangan "nge-junk" kan? biasanya buat komen-komen yang cuman sebaris alias oneliner. nah, karena saya lagi pengen banget menulis sesuatu yang tidak penting, maka akan saya lakukan di blog saya sendiri *walopun kagak ada yang baca*

kali ini saya ingin mengoceh tentang seri anime yang baru saja saya tamatin (season 1 nya) judulnya "kimi ni todoke". dalam bahasa inggris "kimi ni todoke" berarti Reaching You. udah bisa menebak anime aliran apakah ini? yap, anime ini bergenre "shoujo", romantis gitu deh..
apa yang membedakannya dengan anime sejenis?
Hmm.. sebenarnya saya bukan penggemar shoujo, tapi pas liat anime ini rasanya saya langsung tertarik karena karakter2nya kuat.
Lakon ceweknya bernama Kuronuma Sawako. Rambut hitam lurus panjang plus aura suram mengingatkan kita pada sesuatu... it's Sadako! karakter setan di film horror "The Ring", dalam seri ini Sawako memang punya nickname Sadako.
Si lakon cowok adalah "totally opposite" dari karakter Sawako. pembawaannya yang ramah dan supel membuatnya selalu dikelilingi baik oleh cowok maupun cewek (pastinya...). Namanya adalah Kazehaya Shouta.

Episode awal menceritakan bagaimana Sawako berusaha menjalin persahabatan karena ia selalu dijauhi akibat aura suram yang dibawanya, Episode tengah sampai akhir tentu Anda bisa menebak apa inti ceritanya.

Yang saya suka dari seri ini:
- hmm.. gara2 sifat Sawako yang optimistik, saya jadi semangat ! >_<
- Teman2 yang ada di sekelilingmu itu sangat berharga... jaga perasaan mereka baik-baik.
- Do Your Best!

Dibawah ini saya cantumkan opening song "kimi ni todoke"

Jumat, 14 Januari 2011

Ingin berkata: Rakyat Bersamamu

“Risma, jangan menyerah!! Rakyat bersamamu”

Sepenggal kalimat itu entah bagaimana berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. Kalimat itu tertulis di selembar kertas yang diangkat seorang pendemo jalan tol tengah kota Surabaya di depan DPRD Surabaya. Bu Risma adalah walikota Surabaya yang bersama masyarakat menolak pembangunan jalan tol tersebut, pasalnya pembangunan ini akan menggusur pemukiman warga dan menyebabkan kemacetan yang lebih parah.

Saya sendiri tidak begitu paham mengapa saya tersentuh ketika melihat hal tersebut. Mungkin karena saya sudah terlalu sering melihat ke-tidakpercaya-an masyarakat terhadap pemerintah yang mereka pilih dengan tangannya sendiri. Mungkin juga karena saya kecewa lantaran walikota kami, walikota Malang yang tercinta,seakan tutup mata dan tutup telinga terhadap jeritan pedagang Pasar Dinoyo yang terancam dipindah paksa atau bahkan kehilangan mata pencaharian gara-gara pasar tersebut akan digantikan tempat belanja modern alias mall.

”Saya juga ingin berkata: Jangan menyerah pemimpinku! Kami, rakyat kecil yang lemah ini bersamamu!!” kata saya dalam hati. Tapi saya berpikir lagi, pemimpin mana yang pantas saya teriakin begitu. Apalagi sekarang, ketika orang-orang penting negeri ini tampak seperti bersekongkol dengan para mafia. Tengok saja kasus Gayus yang dengan santainya melanggang keluar tahanan, liburan dan foto-foto di luar negeri.

Sebenarnya saya tidak ingin mengakui, tapi puisi Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, masih relevan.

Rabu, 05 Januari 2011

Belum Ingin Berhenti


Kakiku lelah dan tertatih melangkah,
Terik matahari habis membakar tubuhku,
Kerongkonganku kering...
Aku hampir runtuh.
Aku hampir runtuh.
Aku hampir runtuh.

Pandanganku kabur,
Bersimbah peluh.
Tampak olehku di depan sana,
Jalanku masih panjang,
Panjang sekali
Hingga tak dapat
Kugapai ujungnya.

Sepi di depan...
Aku sendirian.
Tapi,
Aku tak boleh runtuh
Aku tak boleh runtuh
Aku tak boleh runtuh
Tidak saat ini!

Jika boleh memilih,
Tentu aku ingin berhenti.
Aku tak mampu
Berjalan disini.

Mengapa bukan dirimu?
Kaki-kakimu lebih kokoh
Pundak-pundakmu lebih kekar
Mengapa bukan dirimu
Yang berada disini?

Karena engkau tak mau,
Aku juga tak mau.
Tapi
Aku lebih tak sanggup
Melihat perjalanan kita

Terhenti.

Senin, 03 Januari 2011

Postingan Pertama di 2011


Selamat Tinggal 2010, Selamat Datang 2011!!!
(lha terus kenapa??!!)


Apa yang anda lakukan ketika malam tahun baru empat hari yang lalu? Jalan-jalan keliling kota nonton kembang api sambil makan jagung bakar mungkin? Momen tahun baru memang sudah berlalu, tapi saya masih tidak habis pikir, mengapa ya tahun baru mesti dirayakan meriah begitu?
menurut saya pribadi sih, pergantian tahun bukanlah sesuatu yang istimewa. toh tak beda juga dengan pergantian hari, pergantian jam, bahkan pergantian detik-demi-detik. satu hal yang mutlak membuat semua pergantian itu sama: KITA MAKIN TUA!
Kalo saya inget-inget hal ini, saya jadi kehilangan nafsu untuk merayakan pergantian tahun hehehe.
Semoga dengan bertambahnya usia kita, kita makin dewasa dalam menyikapi cobaan dalam hidup plus makin serius mempersiapkan diri. Inget umur, mbah!
(benar-benar postingan yang tidak penting)