Senin, 29 Maret 2010

Berlari Menuju-Mu

“Rek, aku duluan ya!” Teriakku pada teman-teman yang masih ada di Laboratorium.
Dari lantai tiga sayap timur gedung fakultasku, aku berlari sekencang-kencangnya.
Aku ingin segera mendengar mutiara ilmu,
Tentang bagaimana meraih cinta-Mu.

Dengan terengah-engah, aku melepas sepatu.
Kulepas pandang ke depan,
Seketika lututku lunglai...
Di serambi Nuruzzaman aku terpaku...
Kajian sudah berakhir,
Pak Ustadz pemateri baru saja keluar dari pintu utama.

Aku menyalahkan diriku sendiri,
Andai praktikum tadi segera kuselesaikan...
Andai sore ini tidak ada jadwal praktikum..
Aku kecewa.

Di bawah langit sore ini,
Aku hanya ingin berlari menuju-Mu...
Tapi sungguh aku percaya,
Jika aku mendekat dengan berlari,
Engkau akan mendekat lebih dari itu.


(Surabaya, 27 Maret 2010)

Senin, 22 Maret 2010

Allah Cinta Kita




seringkali ketika ditimpa kesulitan, kita merasa seolah-olah menjadi manusia paling merana di muka bumi. Seringkali pula kita merasa iri dengan orang lain, bahkan hingga berkata,"Ya Allah, apa dosaku hingga harus aku yang mengalami semua ini?". kesulitan membuat kita terhimpit dalam ke-putusasa-an.
Sebenarnya, hanya dengan sedikit mengubah sudut pandang, kita akan melihat bahwa kesulitan-kesulitan yang kita hadapi adalah bukti bahwa Allah masih sayang kepada kita. Kesulitan ibarat latihan memanjat dinding. Mula-mula kita berada di titik terendah, kemudian kita terus berusaha untuk memanjat dan memanjat lebih tinggi lagi. Kesulitan adalah cara Allah menjadikan kita pribadi yang jauh lebih hebat daripada sebelumnya.
Mari kita sejenak mengingat berbagai kesulitan yang telah kita hadapi. kepada siapakah saat itu kita mengadu? Ingatkah bahwa ketika itu kita merasa begitu dekat denganNya? Bandingkan ketika kita tidak sedang ditimpa kesulitan, kita tertawa-tawa bahagia hingga terkadang lalai padaNya. Maka boleh jadi, Allah memberikan kita kesulitan karena Dia rindu kepada kita. Karena kita mendekat kepadaNya hanya saat dirundung duka.
Rasulullah bersabda:"Ingatlah Allah di saat lapangmu, Niscaya Allah akan mengingatmu di saat sempitmu."
Sungguh, Allah mencintai kita dengan berbagai cara. bisa jadi itu berupa nikmat untuk kita syukuri, atau kesulitan untuk kita hadapi. Tinggal apakah kita menyadari tanda cinta tersebut. (rad)

Kamis, 11 Maret 2010

Makhluk yang Berjuang (1)

Sering kudengar orang berkata bahwa ,"hidup adalah perjuangan". awalnya itu hanya kuanggap omongan lalu saja. Tidak mampir di otak apalagi di hati. maka saat itu hatiku mungkin ibarat sebongkah batu. terus dipapar dengan ucapan penggugah semangat tetapi tetap saja kaku.
aku tahu, aku memang tak tahu apa-apa. aku tahu, aku orang yang beruntung, hidup sehat dan cukup, baik secara material maupun imaterial. kasih sayang orangtua deras mengalir seperti air sungai dibagian hulu.
maka dalam tiap langkah kehidupan yang kujalani selalu ada perjumpaan-perjumpaan yang bahkan dapat melunakkan hati sekeras batu.

ini adalah secuil pertemuan yang akan selalu kukenang sepanjang hidupku. Ketika pertamakali melihatnya, aku jatuh iba. Dunia ini gelap baginya. tetapi apa yang kulihat di wajahnya? selalu ada secercah senyuman di sana. ada kebahagiaan ketika ia mendengarku menyapanya. Dengan penuh semangat ia menunjukkan padaku bagaimana caranya menulis huruf braille. Bagaimana bisa kutahan air mataku?

maka lewat sorot matanya yang tak lagi bercahaya, pertama kali aku percaya,"Hidup adalah perjuangan."

Bersambung...

Sabtu, 06 Maret 2010

mencari arti



Namaku berarti matahari,
Begitulah yang dikatakan oleh ibu…
Konon, nama itu diberikan
Dengan harapan
Kelak ku kan jadi matahari
Setidaknya buat diri dan keluargaku.

Hingga kini,
Aku hidup dengan impian itu.
Menjadi matahari…
Menjadi cahaya,
Menjadi kehangatan,
Menjadi energi.

Aku selalu percaya,
Bahwa manusia manapun
Bukan diciptakan Tuhan
tanpa tujuan.
Selalu ada peran baginya
Di atas panggung kehidupan.
Tinggal bagaimana dia mencari,
Dan melakoni peran itu.
Itulah yang sedang kulakukan.

Agar aku bisa menjadi
Seperti namaku,
MATAHARI

-Malang, 6 Maret 2010-