Selasa, 03 Mei 2011

Segar dan Keringat: Pocari Sweat yang Mendunia

Kemarin adik saya kebetulan bercerita tentang sejarah sebuah produk "pelopor minuman ion", Pocari Sweat. Saya sangat terkesan dengan cerita adik saya itu sehingga saya mencoba mencari videonya di youtube





Setelah melihatnya, saya semakin terkesan dengan sejarah panjang produk ini. Dari cerita tersebut kita bisa tahu bahwa produk ini tidak serta merta mendulang sukses seperti yang kita lihat sekarang, namun harus susah payah ber"keringat" (Sweat) terlebih dahulu sebelum mereguk ke"segar"an (Pocari).

Sebagai seorang mahasiswa farmasi, saya juga belajar tentang formulasi produk terutama sediaan obat. Melihat video ini dari sudut pandang farmasi benar-benar menarik. Saya menjadi paham tentang konsep akseptabilitas (rasa nyaman yang diterima konsumen pada penggunaan produk) tanpa meninggalkan tujuan awal dan mengurangi manfaat produk tersebut. Saya teringat kata-kata yang berulangkali diucapkan oleh Harima, sang ahli rasa:"Yang akan kita buat adalah minuman kesehatan."

Saya juga belajar dari ketekunan Takaichi, si peneliti muda, dalam pengembangan produk meski butuh waktu bertahun-tahun dan memakan jatah hari libur segala. Hasil kerjanya berulangkali "ditolak"--hingga 1000 macam optimasi--tetapi ia tidak putus asa hingga berhasil menemukan formula terbaik *tipikal seorang formulator*

Hal lain yang menginspirasi dari kisah ini adalah tentang keberanian untuk berpikir kreatif meski harus keluar dari pendapat umum. Perusahaan Otsuka Pharmaceutical kala itu bukan sekedar mengembangkan pasar, namun membuat pasar baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pada awalnya tentu akan banyak penolakan, namun karena keyakinan Presdir Otsuka bahwa jika mereka menabur benih saat ini, buahnya akan bisa dirasakan di kemudian hari. kita bisa lihat sendiri buktinya sekarang.

Saya jadi teringat pengalaman saya dan kawan-kawan tim nutraceutical(makanan dan minuman sehat) ketika usulan produk kami ditolak berkali-kali oleh dosen pembimbing. Yang diharapkan ibu dosen tersebut persis seperti Pak Harima: manfaat dan rasanya sekaligus.*jadi tidak sebel lagi setelah tahu :p*

Keep Kaizen and Ganbaru! sekarang saya mau "go ion" dulu ahhh :D

o y, saya tidak dibayar oleh perusahaan Otsuka lho. tulisan ini murni saya buat karena terinspirasi sejarah sukses produk ini.

Selasa, 26 April 2011

Teruslah berubah...

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka akan mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri,"
-QS Ar-Ra’d : 11-

Sahabat, ketika kita terjebak dalam rutinitas harian yang terus berulang, kita lupa bahwa hidup ini dinamis. Apa yang kita kerjakan hari ini hanyalah perulangan dari apa yang kita lakukan kemarin, dan begitulah seterusnya. jika kita tengok ke belakang, adakah peningkatan pada kualitas diri kita? atau jika itu terlalu sulit, apakah ada peningkatan dari apa yang kita kerjakan? Mungkin tidak. Karena kita bagaikan mesin yang terprogram melakukan hal yang sama berulangkali.

Sebenarnya kita sadar bahwa hidup seperti itu sungguh menyakitkan karena kita akan merasa sangat tertekan.

Dunia ini terus berubah! Jika kita tetap "begini-begini" saja, maka kita akan tertinggal perputarannya.

Ini bukan berarti meninggalkan pekerjaan kita namun sebuah usaha menjadikan rutinitas itu menjadi lebih bermakna.

"Sedikit perubahan kecil yang berlangsung terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan".
tampak sederhana bukan? bukan sebuah langkah besar, hanya satu langkah kecil tiap hari yang membuat kita terus maju. Inilah KAIZEN, Prinsip yang sukses membawa Jepang, negeri yang luluh-lantak akibat bom atom Hiroshima-Nagasaki pada Perang Dunia II, menjadi salah satu negara termaju di dunia. Mungkin saja prinsip ini yang akan kembali "menyelamatkan" Jepang dari dampak bencana tsunami dan ancaman nuklir baru-baru ini. Sebab usaha untuk berubah dan kemajuan adalah sebuah sunnatullah.

Lantas bagaimana dengan negeri kita?

Stop Cursing the Dark!


semakin lama waktu yang kita habiskan untuk merutuki pemerintah dan para penguasa, semakin habis pula waktu kita untuk meningkatkan kualitas diri dan pekerjaan yang kita lakukan.

So, Mari kita bersama-sama belajar untuk terus berubah. Satu langkah kecil saja, setiap hari. (rad)

Sabtu, 23 April 2011

Joko, si Kelinci Korban Anestesi


Pernah dengar tentang anestesi umum alias pembiusan?

Ini nih tanda-tanda orang yang kena anestesi umum: tidak sadar, tidak merasa sakit, amnesia *pantesan pas sadar gak inget apa2*, hilangnya refleks-refleks.
Orang yang terkena anestesi umum tidak tiba-tiba hilang kesadaran, tapi ada tahap-tahap hingga muncul tanda-tanda seperti yang saya sebutkan tadi, bahkan kalo kebablasan bisa terjadi depresi pernafasan dan kardiovaskuler hingga terjadi sindrom IWR alias Innalillahi wa inna ilaihi roji’un *hiiiiii.... serem...*

tahap-tahap itu disebut dengan stadium anestesia:
Stadium pertama disebut stadium analgesia. Jika dilihat dari namanya, berarti si pasien akan mengalami kehilangan rasa sakit/nyeri, kadang-kadang mulai timbul amnesia. Kesadaran mulai turun tapi tidak hilang.
Stadium kedua nama lainnya adalah stadium disinhibisi atau eksitasi. Disini pasien justru merasakan penderitaan, tandanya antara lain: Pasien mengigau, nafas tidak teratur, refleks meningkat, kadang-kadang bisa muntah-muntah segala. Kata dokter, Stadium ini harus segera diakhiri karena kasihan sama pasien.
Stadium ketiga alias stadium pembedahan. Nah, disinilah tanda-tanda yang saya sebutkan di awal tadi bermunculan sehingga dokter bedah bisa mulai beraksi dengan kelincahan jari-jarinya mereparasi organ-organ yang agak tidak beres . Saya jadi ingat duet jenius Asada Ryutaro si dokter bedah jantung dengan dokter anestesinya, Arase, di serial drama Jepang yang sangat populer Iryu: Team Medical Dragon. Di serial itu, Arase harus memantau tanda-tanda vital pasien lewat ECG dan alat-alat lain yang menempel di tubuh pasien. Dokter anestesi ini harus mempertahankan pasien pada stadium pembedahan dengan pemberian obat-obatan anestesi, jangan sampai pasien terbangun dan jangan sampe ‘bablas’.
Stadium keempat adalah stadium depresi nafas dan kardiovaskular. Inilah batas akhir antara hidup dan mati si pasien. Kalo sampai dokter anestesi salah memperkirakan dosis, bisa-bisa pasien wafat di meja operasi...*baru tahu, ternyata gedhe banget tanggungjawab seorang ahli anestesi*

Meskipun secara teori kelihatannya mudah mengamati tanda-tanda orang yang kena anestesi, ternyata pada praktiknya susah juga lho. Nah, beberapa saat lalu saya dan teman-teman mendapat kesempatan untuk mempraktikkan anestesi pada seekor kelinci percobaan *dalam arti sebenarnya*. Oleh salah seorang temanku, kelinci itu diberi nama Joko—belakangan baru diketahui bahwa ternyata Joko adalah seekor kelinci betina =D. Dalam praktikum ini kami dilengkapi alat-alat sederhana untuk mengamati tanda-tanda vital Joko, misal: kapas untuk mengamati refleks kedip, senter untuk mengamati refleks pupil, serta sebuah stetoskop untuk memantau irama jantung dan pernapasan. Obat anestesi yang digunakan adalah eter yang diteteskan pada mouthcap di moncong Joko, si kelinci yang malang. Sepanjang praktikum kami sangat serius mengamati Joko, pasalnya kami takut masuk neraka gara-gara menyiksa dan membunuh hewan. Alhamdulillah... pada akhirnya Joko selamat karena kami menghentikan anestesi setelah masuk stadium pembedahan. Kami juga sempat memperhatikannya perlahan-lahan pulih dari kelumpuhan otot akibat anestesi itu. Kasihan sekali, untuk berdiri saja harus dengan susah payah.
Otsukaresama, Joko! Semoga amal kebaikanmu dalam membantu kami belajar mendapat balasan Allah SWT (rad).

Jumat, 22 April 2011

Let's Open The Door!



Suatu sore yang mendung kelabu, ketika tetes air bakal tertumpah dengan lebatnya, seorang mahasiswa, sebut aja si Rad, buru-buru berlari ke arah rumah kosnya yang takjauh dari kampus karena dia takut kehujanan. Maklum, tas kuliah si mahasiswa itu cuma seukuran kertas HVS A4 dengan tebal 5 cm, jadi gak muat buat mbawa payung. Sesampai di kamar kos, Rad yang BeTe banget lantaran rencana pulang kampung minggu ini bakal tertunda lagi akibat gunungan tugas yang harus didaki, mencoba melarikan diri dari kenyataan dengan merebahkan tubuhnya di kasur. Badan memang pegel-pegel tapi mata tak mau terpejam sebab pikiran masih menggelandang. Akhirnya dengan males-malesan si Rad menyalakan ‘sohib’-nya, lepi imut hitam manis yang dipanggil Kuropi.
Dasar lagi tidak mood, maka otak pun enggak mau diajak kerjasama... makin BeTe deh jadinya... Untungnya Rad sadar bahwa kalau begini terus yang ia dapatkan hanya kelelahan jiwa, raga, dan harta. Maka yang pertama ia lakukan adalah mengembalikan mood baik dengan mengumpulkan energi positif sebanyak-banyaknya. So, dia melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Bersih diri, mandi-mandi dan siap-siap shalat maghrib.
2. Pergi ke masjid deket kos. Biar shalatnya tenang, enggak tambah stress.
3. Habis shalat, ngaji dulu deh biar cuma beberapa ayat..
4. Nah, kan udah mulai adem tentrem tuh... sekarang tinggal nambah semangat dikit deh.

Di depan Kuropi, Rad mulai memilih-milih soundtrack yang bisa bikin melek garap tugas +nambah semangat. Untuk diketahui, Di HDDnya Kuropi, Anda pasti akan menemui kesulitan untuk menemukan tembang Indonesia paling anyar ato Lagu-lagu penyanyi bule yang ternama. Yang akan Anda temukan adalah deretan soundtrack Anime dan barisan nama-nama penyanyi Jepang seperti Seamo, GreeeeN, Yui, dan Utada Hikaru. Akhirnya malam itu Rad memilih ditemani kuartet J-Hip-Hop, GreeeeeN yang irama musiknya selalu upbeat plus lirik lagunya penuh dengan kata-kata positif. Nih, saya cantumin salah satu lagu dari GreeeeN favoritnya Rad:

TOBIRA - GreeeeN
hora , kao age sukoshi waratte
sorya iroiro aruyo wakarutte
omoi doori no story towa ikanai keredo

dare shimo ashita wa kurutte !
matte kurenai toki wa sugi satte
anata ni ima mieru mirai kara me sorasazuni

imi no nai koto wa nani hitotsu naitte kiga sunda
omoikiri yari nui tara kimochi harebare !
furikaere ba hora mierudarou ? ayunda michinori
osore zuni tsugino ippo hora fumidase !!!

(Refrain1) kimi ga hiraku so menomae ni asu no jibun wa mieteimasuka ??
atarashii tobira no sono saki ni kitto deaeru
( tsugino jibun ) ni (Refrain1)

hora ? doushita ? kurai kao tsurai kamoshirenaiga saa warao u !
damatte mo sugi teku hibi nara asate , ashita , kyou , imi ga aru
mayotte bakka ikkoku ikkoku to KARENDA^ no hiduke kotsukotsu to
matte kureruwake nante nainda jaa ima sokkou de soku koudou !!!

imi ga nai to tada kimetsukete tobira shimeterunda
mienai you kikoenai youni shiterudake
ashita nani ga dekiru kanante kimi ga kimerudake
osore zuni tsugino ippo hora fumidase !!!

(Refrain2) kimi no tobira wo akeru kagi wa itsumo kimi no poketto no naka
ima hirake ba hora me no mae ni kitto matteru
( tsugino jibun ) ga (Refrain2)

tachi tomatte ugokenainara
boku ga sotto kimi no senaka osu yo
sono ippo de mae ni deta nara
ato wa hitori de susumeru hazusa

itsuka kitto anata no ( yume ) ga ( omoi ) ga todokunda !!!
omoikiri yari nui tara kimochi x 100!!!
soremo zenbu wakatterundarou ?
tobira hiraku niwa sono omoi zenbu kakae hora fumidase !!!

( (Refrain1) Repeat )
( (Refrain2) Repeat )

Translation:
Hey, lift your chin up and smile a little
I know you’ve been through a lot
And the story’s not going the way you thought it would

But tomorrow comes for everyone!
Time passes by and won’t wait for you
Don’t look away from the future you can see now

You’ll feel better once you realize nothing is pointless
Once you’ve given it your all you’ll feel refreshed
If you turn around, hey, do you see it? Look how far you’ve come
Don’t be afraid, take the next step forward!!!

*As you open what’s in front of you
Can you see what you’ll be like tomorrow??
You’ll surely find a new door ahead of you
That leads to “the new you”

Hey, why the gloomy face? I know it’s hard but let’s laugh together!
Even if you stay silent, each passing day, tomorrow, today, all have meaning
You just worry each and every second, marking off the calendar diligently
But nothing will ever wait for us so let’s take immediate action now!!!

If you just decide that it’s meaningless, you’re closing the door
Pretending you can’t see, pretending you can’t hear
All you have to do is decide what you can accomplish tomorrow
Don’t be afraid, take the next step forward!!!

**The key that opens your door has always been in your pocket
Look, if you open it now, I know that person will be right before your eyes
“The new you” is waiting for you

If you’re standing still and can’t seem to budge
I’ll softly give you a push you forward
If you can just take one step
Then I know you can make it on your own

Your “dream” and “emotions” will make it there someday!!!
Once you’ve given it your all you’ll feel great x 100!!!
But you know all that already, don’t you?
Embrace all your emotions so you can open the door, now step forward!!!

(Repeat*)
(Repeat**)

PVnya ada disini:
http://www.jpopasia.com/play/13482/greeeen/tobira.html

Hmmm...
Time passes by and won’t wait for me. It’s the time to decide: Take one step forward, open the door or Stop here, do nothing...


Otsukaresama! Ganbatte minna!

Rabu, 16 Maret 2011

(Semoga) Kampus Kebanggaanku Tetap Pro-Rakyat


Sudah dua setengah tahun saya menjalani kehidupan kuliah yang penuh warna di kampus ini. Saya masih ingat wajah bahagia Bapak saat melihat pengumuman yang menyatakan bahwa saya diterima di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga lewat jalur PMDK Prestasi. Tak henti-hentinya ucapan syukur terlontar dari bibirnya dan itu terus berlanjut hingga saat ini. Selama dua setengah tahun itu pula saya beserta orangtua selalu bertutur kepada orang-orang di sekitar kami bahwa kampus ini adalah kampus yang peduli terhadap pendidikan berkualitas untuk rakyat kecil.

Ketika itu kawan-kawan saya yang diterima di universitas lain banyak mengeluhkan mahalnya biaya masuk serta biaya pendidikan tiap semester. Saya hanya tersenyum sambil menceritakan betapa murahnya biaya pendidikan di Unair. Bayangkan saja, ketika salah seorang kawan saya harus membayar puluhan juta di awal untuk bisa masuk ke sebuah fakultas kedokteran suatu universitas negeri (padahal ia diterima lewat jalur SNMPTN), saya hanya perlu membayar IKOMA sebesar lima juta dan dapat diangsur hingga lima kali selama satu tahun. Dalam hati, saya amat bersyukur karena dengan cara ini Allah berkehendak memudahkan keluarga kami, mengingat gaji bapak dan ibu sebagai guru tidak terlalu besar dan memiliki tanggungan tiga orang anak.
Sekarang universitas yang selalu saya banggakan ini berkehendak untuk menaikkan biaya pendidikan hingga 80% dari semula. Awalnya, saya tidak ikut ambil pusing, “ yang penting (SPP) saya gak ikutan naik,” gumam saya dalam hati. Hingga suatu ketika saya melihat sebuah tulisan yang memuat ucapan salah seorang pejabat Unair: “ Kalau tidak bisa bayar SP3 ya tidak apa-apa, tidak usah kuliah di Unair.”

Kepada beliau yang berkata demikian, saya ingin bertanya:

Wahai Bapak/Ibu Pejabat, Mengapakah jika kami tak punya segepok uang di kantong, kami tidak boleh kuliah disini? Apakah kuliah di kampus ternama hanya hak mereka yang berduit? Apakah ilmu hanya boleh dipelajari oleh orang yang punya uang?
Wahai Bapak/Ibu Pejabat yang tega berucap seperti itu, sadarkah Anda telah sukses melukai hati orang-orang kecil yang berharap dapat memutus rantai kemiskinan anak-turunnya lewat pendidikan?
Mungkin bagi Anda uang sepuluh atau lima belas juta bukanlah jumlah yang besar, namun bagi bapak-bapak kami yang hanya pegawai kecil, itu senilai dengan gajinya berbulan-bulan.
Wahai Bapak/Ibu Pejabat, kapankah kiranya bangsa ini maju bila pendidikan dikomersilkan?
Wahai Bapak/Ibu Pejabat, Apakah jaminannya bahwa uang yang membuat kantong-kantong bapak kami kempes itu akan kembali kepada kami dalam bentuk fasilitas yang lebih baik dan dikelola dengan kejujuran?
Wahai Bapak/Ibu Pejabat, dengan uang sedemikian besar yang kami setorkan, apakah kami akan keluar dari kampus ini menjadi seseorang yang lebih baik? Atau akhirnya kami malah melupakan tujuan utama kami belajar di sini dan sibuk mengejar balik modal yang kami setorkan di awal?
Wahai Bapak/Ibu Pejabat, janganlah pertanyaan ini ditanggapi dengan panas hati. Bukankah guru-guru kami disini mendidik kami untuk menjadi seseorang yang kritis?


Tidak ada sedikitpun maksud dalam diri saya untuk melecehkan kampus ini, segala yang saya tuliskan di atas adalah sebentuk rasa bangga yang ingin saya pertahankan kepada almamater tercinta, Universitas Airlangga. (rad)

Rabu, 26 Januari 2011

Reaching You...


kalo kita ikutan forum, biasanya ada larangan "nge-junk" kan? biasanya buat komen-komen yang cuman sebaris alias oneliner. nah, karena saya lagi pengen banget menulis sesuatu yang tidak penting, maka akan saya lakukan di blog saya sendiri *walopun kagak ada yang baca*

kali ini saya ingin mengoceh tentang seri anime yang baru saja saya tamatin (season 1 nya) judulnya "kimi ni todoke". dalam bahasa inggris "kimi ni todoke" berarti Reaching You. udah bisa menebak anime aliran apakah ini? yap, anime ini bergenre "shoujo", romantis gitu deh..
apa yang membedakannya dengan anime sejenis?
Hmm.. sebenarnya saya bukan penggemar shoujo, tapi pas liat anime ini rasanya saya langsung tertarik karena karakter2nya kuat.
Lakon ceweknya bernama Kuronuma Sawako. Rambut hitam lurus panjang plus aura suram mengingatkan kita pada sesuatu... it's Sadako! karakter setan di film horror "The Ring", dalam seri ini Sawako memang punya nickname Sadako.
Si lakon cowok adalah "totally opposite" dari karakter Sawako. pembawaannya yang ramah dan supel membuatnya selalu dikelilingi baik oleh cowok maupun cewek (pastinya...). Namanya adalah Kazehaya Shouta.

Episode awal menceritakan bagaimana Sawako berusaha menjalin persahabatan karena ia selalu dijauhi akibat aura suram yang dibawanya, Episode tengah sampai akhir tentu Anda bisa menebak apa inti ceritanya.

Yang saya suka dari seri ini:
- hmm.. gara2 sifat Sawako yang optimistik, saya jadi semangat ! >_<
- Teman2 yang ada di sekelilingmu itu sangat berharga... jaga perasaan mereka baik-baik.
- Do Your Best!

Dibawah ini saya cantumkan opening song "kimi ni todoke"

Jumat, 14 Januari 2011

Ingin berkata: Rakyat Bersamamu

“Risma, jangan menyerah!! Rakyat bersamamu”

Sepenggal kalimat itu entah bagaimana berhasil membuat mata saya berkaca-kaca. Kalimat itu tertulis di selembar kertas yang diangkat seorang pendemo jalan tol tengah kota Surabaya di depan DPRD Surabaya. Bu Risma adalah walikota Surabaya yang bersama masyarakat menolak pembangunan jalan tol tersebut, pasalnya pembangunan ini akan menggusur pemukiman warga dan menyebabkan kemacetan yang lebih parah.

Saya sendiri tidak begitu paham mengapa saya tersentuh ketika melihat hal tersebut. Mungkin karena saya sudah terlalu sering melihat ke-tidakpercaya-an masyarakat terhadap pemerintah yang mereka pilih dengan tangannya sendiri. Mungkin juga karena saya kecewa lantaran walikota kami, walikota Malang yang tercinta,seakan tutup mata dan tutup telinga terhadap jeritan pedagang Pasar Dinoyo yang terancam dipindah paksa atau bahkan kehilangan mata pencaharian gara-gara pasar tersebut akan digantikan tempat belanja modern alias mall.

”Saya juga ingin berkata: Jangan menyerah pemimpinku! Kami, rakyat kecil yang lemah ini bersamamu!!” kata saya dalam hati. Tapi saya berpikir lagi, pemimpin mana yang pantas saya teriakin begitu. Apalagi sekarang, ketika orang-orang penting negeri ini tampak seperti bersekongkol dengan para mafia. Tengok saja kasus Gayus yang dengan santainya melanggang keluar tahanan, liburan dan foto-foto di luar negeri.

Sebenarnya saya tidak ingin mengakui, tapi puisi Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, masih relevan.

Rabu, 05 Januari 2011

Belum Ingin Berhenti


Kakiku lelah dan tertatih melangkah,
Terik matahari habis membakar tubuhku,
Kerongkonganku kering...
Aku hampir runtuh.
Aku hampir runtuh.
Aku hampir runtuh.

Pandanganku kabur,
Bersimbah peluh.
Tampak olehku di depan sana,
Jalanku masih panjang,
Panjang sekali
Hingga tak dapat
Kugapai ujungnya.

Sepi di depan...
Aku sendirian.
Tapi,
Aku tak boleh runtuh
Aku tak boleh runtuh
Aku tak boleh runtuh
Tidak saat ini!

Jika boleh memilih,
Tentu aku ingin berhenti.
Aku tak mampu
Berjalan disini.

Mengapa bukan dirimu?
Kaki-kakimu lebih kokoh
Pundak-pundakmu lebih kekar
Mengapa bukan dirimu
Yang berada disini?

Karena engkau tak mau,
Aku juga tak mau.
Tapi
Aku lebih tak sanggup
Melihat perjalanan kita

Terhenti.

Senin, 03 Januari 2011

Postingan Pertama di 2011


Selamat Tinggal 2010, Selamat Datang 2011!!!
(lha terus kenapa??!!)


Apa yang anda lakukan ketika malam tahun baru empat hari yang lalu? Jalan-jalan keliling kota nonton kembang api sambil makan jagung bakar mungkin? Momen tahun baru memang sudah berlalu, tapi saya masih tidak habis pikir, mengapa ya tahun baru mesti dirayakan meriah begitu?
menurut saya pribadi sih, pergantian tahun bukanlah sesuatu yang istimewa. toh tak beda juga dengan pergantian hari, pergantian jam, bahkan pergantian detik-demi-detik. satu hal yang mutlak membuat semua pergantian itu sama: KITA MAKIN TUA!
Kalo saya inget-inget hal ini, saya jadi kehilangan nafsu untuk merayakan pergantian tahun hehehe.
Semoga dengan bertambahnya usia kita, kita makin dewasa dalam menyikapi cobaan dalam hidup plus makin serius mempersiapkan diri. Inget umur, mbah!
(benar-benar postingan yang tidak penting)